Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Keperempuanan yang Ditinggikan, Bagian 3 dari 20

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Sekarang saya akan berbicara sedikit tentang diri saya sendiri untuk meyakinkan Anda bahwa saya bukan hanya Bodhisatwa Quan Yin. Dalam banyak kehidupan lainnya, saya juga menjadi semua Buddha perempuan. Seperti suatu kali, Prajñāpāramitā Devī. Itu adalah salah satu reinkarnasi saya. Itu berarti “Dewi Kebijaksanaan Sempurna”. Tetapi Dewi ini juga merupakan seorang Dewi Tinggi, jadi seperti seorang Buddha perempuan. Di Tibet, mereka menyebut-Nya sebagai Buddha perempuan pada waktu itu karena Dia sangat bijaksana dan Dia melambangkan perwujudan dari Prajñāpāramitā, yang berarti Kesempurnaan, Kebijaksanaan tertinggi. Prajñāpāramitā adalah Kebijaksanaan tertinggi yang diakui dan dicari oleh semua penganut Mahayana dan Vajrayana, yang akan menuntun menuju Kebuddhaan. Jika orang tersebut telah memiliki sumber Kebijaksanaan tertinggi tersebut, maka orang tersebut telah menjadi Buddha.

Dan ada satu waktu lagi yang saya ingat. Dalam Buddhisme Tibet, ada banyak Buddha perempuan. Juga para Bodhisatwa, tentu saja. Saya hanya berbicara tentang para Buddha perempuan di sini. Ada waktu lain ketika saya bereinkarnasi sebagai Buddha Vajrayoginī. Buddha tersebut adalah sosok yang sangat penting dalam Buddhisme. Terutama, Dia disembah dalam Buddhisme Tibet. Dalam Vajrayana, Dia dianggap sebagai Buddha perempuan dan seorang ḍākiṇī (Dewa perempuan). Jadi Vajrayoginī sering juga digambarkan dengan julukan sarvabuddhaḍākiṇī, yang berarti “Hakikat dari semua Buddha”. Jadi, saya hanya menyebutkan dua masa ini saja. Saya tidak bisa menyebutkan terlalu banyak masa. Namun ada banyak juga Buddha Perempuan lainnya.

Tapi bukan tujuan saya di sini untuk membuat daftar semua masa ketika saya telah muncul sebagai Buddha perempuan di planet ini dan juga di planet-planet lain. Terlalu banyak untuk diingat, bahkan untuk pikiran manusia saya yang terbatas. Untuk mengingat semua itu, saya harus bermeditasi dalam waktu yang sangat, sangat lama dan menuliskannya, jika saya ingat untuk kembali. Karena beberapa hal yang diketahui oleh jiwa tidak berarti pikiran juga dapat mengetahui atau mengingatnya ketika dia kembali. Saat sang jiwa kembali dari meditasi – itu maksud saya.

Sejarah dari, misalnya, agama Buddha, sejarah dalam agama tersebut akan mencatat bahwa wanita ini dan itu adalah seorang Buddha atau telah menjadi Buddha. Jadi, mereka memuja dan menggunakannya sebagai lambang pencerahan, kebijaksanaan, welas asih, cinta kasih, untuk mengingatkan mereka untuk terus berlatih dan terus memuja mereka, untuk memohon perlindungan mereka, memohon pertolongan mereka untuk meningkatkan kesadaran mereka. Sebagaimana orang-orang menyembah Buddha Shakyamuni, atau Buddha Amitābha, atau Bodhisatwa Quan Yin. Namun di Âu Lạc (Vietnam), kami juga menyebut Bodhisatwa Quan Yin sebagai “Buddha Quan Yin wanita”: Phật Bà Quan Âm. Umat Buddha menyebutnya Phật Bà Quan Âm, yang berarti “Buddha Wanita, Quan Yin.” Jadi itu adalah hal yang perlu Anda ingat, bahwa Anda sebagai perempuan juga bisa menjadi Buddha. Kita memiliki banyak Buddha perempuan di generasi dan masa kehidupan yang lain, dan kita juga memiliki Mereka saat ini.

Tapi kebanyakan perempuan pemalu, sangat pemalu. Mereka tak mau membicarakannya. Sangat pemalu. Bahkan saya sangat pemalu. Jadi ketika Tuhan menyuruh saya melakukannya, saya bertanya tiga kali lagi. Saya tidak bisa bertanya lebih dari tiga kali karena itu berarti saya meragukan Kata-Kata Tuhan dan itu tidak boleh saya lakukan. Namun saya juga agak enggan. Namun sekarang saya bertekad untuk terus melakukan pekerjaan saya. Jadi saya membutuhkan dukungan Surga. Saya perlu siapa pun yang bisa tahu, manusia yang tahu untuk terhubung dengan saya sehingga saya bisa menyelamatkan jiwa mereka. Dan juga, karena cara hidup mereka yang bertobat dan berbudi luhur, energi dunia akan menjadi lebih tidak membunuh, dan kita dapat menyelamatkan lebih banyak manusia, dan kita bisa menyelamatkan planet ini dan membuatnya utuh kembali, membuatnya lebih agung dari sebelumnya. Itulah mengapa saya harus menyatakan posisi saya sebagai Buddha secara resmi, sehingga semua makhluk akan menerimanya dan mengetahuinya dan bertindak sesuai dengan itu.

Bahkan Raja Mara juga datang ke saya untuk memberikan penghormatan. Begitu banyak Raja – saya menulis berhalaman-halaman, posisi dan gelar mereka. Tetapi pada saat itu, saya tidak diizinkan untuk menceritakan semuanya. Saya hanya menyelipkan beberapa, tetapi lalu saya diberi tahu untuk tidak melakukannya. Hal-hal dari Surga tidak selalu diizinkan untuk diberitahukan di dunia manusia, karena manusia dapat membuat pemikiran negatif dari hal itu, dan itu tidak membantu. Hal ini juga dapat mencampurkan beberapa hal negatif ke dalam misi saya dan ke dalam kesediaan semua Raja dan Dewa-Dewi dari Surga untuk membantu umat manusia. Jika kita selalu meragukan mereka dan memfitnah mereka atau tidak percaya pada mereka, maka hal itu juga menyebabkan kesulitan bagi para Raja dan Dewa-Dewi dari Surga untuk membantu manusia. Hal itu juga mungkin membuat mereka berkecil hati dan membuat mereka merasa tidak ingin lagi.

Jadi saya hanya berharap manusia akan berubah. Berubah lebih banyak lagi. Mereka berubah, tetapi terlalu lambat, terlalu lambat, dan mereka tak tahu bahwa kematian akan datang. Oh Tuhan. Oh Tuhan. Anda tidak tahu, tapi beberapa manusia tahu. Beberapa manusia memang memiliki kemampuan meramal atau kemampuan waskita. Mereka dapat melihat, mereka dapat mendengar Surga berbicara tentang hal itu. Mereka dapat melihat penglihatan masa depan. Beberapa dari mereka juga melihat sesuatu, dan beberapa dari mereka bahkan menyampaikannya di Internet. Beberapa, tidak semuanya. Karena beberapa peramal tidak terlalu peduli untuk menjadi terkenal atau memberi tahu manusia, karena mereka juga tahu bahwa untuk memberi tahu manusia bahwa Anda mengetahui hal ini, Anda mengetahui hal itu dari Surga, maka Anda mungkin tidak akan mendapat imbalan apa pun – pekerjaan yang tak dihargai – dan bahkan dapat dipukuli sampai babak belur karenanya.

Saya melihat beberapa contoh di Internet. Atau setidaknya dipukuli secara mental, secara saraf. Mereka akan membuat Anda merasa sangat lemah secara saraf, mental dan segala macam hal. Tidak semua orang akan berterima kasih. Kebanyakan mereka akan bilang bahwa Anda palsu, dan Anda hanya ingin ketenaran dan hal-hal semacam itu. Terutama jika Anda melawan mayoritas. Jika Anda adalah minoritas dibandingkan dengan mereka yang percaya pada kebalikan dari apa yang Anda yakini atau apa yang Anda katakan ke mereka, atau apa yang Anda lihat dalam penglihatan Anda, karena mereka tak melihat apa-apa. Mereka tak percaya apa yang Anda katakan ketika mereka tidak melihat. Bahkan pada masa Tuhan Yesus, Dia membuat banyak mukjizat dan menyembuhkan orang-orang dari kematian, penyakit dan sebagainya, dan mereka tetap membunuh-Nya, memaku-Nya. Hukuman yang paling buruk, tidak langsung mati, tetapi dengan cara yang menyiksa seperti itu. Oh Tuhan, tidak.

Dalam Sutra Teratai... izinkan saya mencoba mengingat sedikit. Saya membaca semua hal ini dalam ajaran Buddha 50 tahun atau lebih yang lalu! Karena ketika saya masih muda, dan sebelum saya ke Himalaya untuk mendapatkan tahap pencerahan terakhir dalam kehidupan ini, saya lebih banyak membacanya ketika saya masih muda, dan saya tak bisa mengingat banyak hal dari 50 tahun lebih yang lalu, sebelum saya menerima pekerjaan ini untuk Anda. Saya akan berbicara tentang Sutra Teratai. Sekarang, sebelum saya lupa, Sang Buddha punya sepuluh gelar. Salah satunya adalah “Arahat”. Arahat: “layak menerima persembahan”. Jadi, karena istri Mahākāśyapa menjadi seorang Arahat, Dia juga layak menerima persembahan. Sama halnya dengan Buddha atau Bodhisatwa perempuan lainnya.

Jadi Sang Buddha tak pernah bilang bahwa perempuan tak bisa menjadi Buddha. Mungkin seorang perempuan biasa, perempuan biasa yang tidak bertobat, yang tidak memiliki Guru yang baik untuk mengajari mereka metode yang benar dan untuk melindungi mereka dan mengurus mereka sampai mereka tercerahkan sepenuhnya, atau setidaknya membawa mereka naik ke Negeri Buddha untuk terus berlatih sampai mereka mencapai Kebuddhaan – mungkin manusia perempuan biasa. Tetapi seorang Buddha perempuan, Mereka bukan perempuan, Mereka bukan laki-laki. Mereka mewujud di mana saja, kapan saja, sesuai kebutuhan untuk membantu makhluk hidup. Bayangkan jika Sang Buddha melekatkan diri-Nya pada wujud laki-laki dan berkata, “Tidak, aku harus menjadi laki-laki untuk mempertahankan status Buddha-ku. Aku harus menjadi laki-laki untuk menjadi seorang Buddha.” Maka Dia bukan Buddha lagi! Dia masih membeda-bedakan antara wujud, wujud luar, yang dalam Sutra Intan dikatakan, “Jika kamu melekat pada wujud, wujud luar, cahaya luar, dan bahkan suara luar, seperti musik luar atau hanya melafalkan sutra dan sebagainya, maka kamu tidak dapat mencapai Kebuddhaan.”

Tetapi Metode Quan Yin yang kita latih adalah Cahaya Batin (Surgawi) dan Suara Batin (Surgawi), langsung dari Surga, dari Sumber segala Sumber. Tanpa itu, tanpa Sumber Cahaya dan Suara (batin Surgawi) ini, kita sangat sulit mencapai mana pun, kecuali terus-menerus berputar dalam lingkaran kehidupan dan kematian, lagi dan lagi dan lagi, bereinkarnasi dalam enam bentuk eksistensi fisik – seperti, menjadi manusia, menjadi insan-hewan, dan bahkan mungkin menjadi iblis dan hantu, dan mungkin, jika beruntung, menjadi salah satu dari Raja Surgawi atau Raja Iblis, Raja Hantu, dll. Jadi, Metode Quan Yin – Metode tanpa metode, metode yang menggunakan jiwa untuk mentransmisikan ke jiwa dengan Rahmat Tuhan, dengan semua Kuasa Guru – itulah cara untuk membebaskan diri kita dan menjadi seorang Buddha, dalam satu masa kehidupan atau pada akhirnya. Setidaknya terbebas dalam masa kehidupan ini, jika praktisi itu mengikuti ajaran Guru dan melakukan meditasi, serta menjaga sila.

Photo Caption: Dilindungi dengan Penuh Kasih, Akan Keluar dengan Indah

Unduh Foto   

Tonton Lebih Banyak
Semua bagian  (3/20)
1
2024-11-24
1785 Tampilan
2
2024-11-25
1400 Tampilan
3
2024-11-26
1081 Tampilan
4
2024-11-27
602 Tampilan
Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android